identifikasi pembelajaran anak tunarungu

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan mengalami  kelainan (fisik, mental-intelektual, sosial, emosional) dalam proses perkembangannya  dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan  pendidikan khusus.
Anak tunarungu merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus yakni anak yang mengalami keterbatasan dalam proses pendengaran, tetapi pada umumnya mereka mempunyai kecerdasan yang sama dengan anak normal. Akibat terganggunya fungsi pendengaran, anak tunarungu tidak dapat mendengar percakapan sehingga mereka mengalami berbagai macam keterbatasan dalam kehidupannya.
Hambatan pendengaran bagi anak tunarungu berpengaruh langsung terhadap kemampuan berkomunikasi. Rasionya muncul karena akibat tidak mendengar maka ia kehilangan kemampuan untuk meniru bahasa ucapan orang lain atau apa yang ia dengar. Dengan demikian perolehan bahasanya terhalang diakibatkan tidak mendengar.
Anak tunarungu adalah mereka yang mengalami hambatan dan gangguan fungsi pendengaran, sehingga anak tunarungu tersebut mengalami hambatan perkembangan kemampuan anak karena pada dasarnya anak sulit menerima atau menangkap informasi secara abstrak (Sadjaah:2005). Keterbatasan informasi dan kurangnya daya abstraksi anak menghambat pada proses pencapaian pengetahuan yang lebih luas.
Hal ini menimbulkan masalah-masalah dalam proses pembelajaran itu sendiri. Salah satu permasalahan yang terjadi adalah menghubungkan konsep, dan makna sebuah kata oleh siswa tunarungu yang rendah.Untuk itu diperlukannya sebuah lingkungan pembelajaran yang kondusif untuk menunjang pengembangan kemampuan anak.
Upaya yang mungkin dapat dilakukan untuk mengatasinya maka pendidik dituntut agar dapat mengetahui dan memahami karakteristik dan membaca situasinya. Sebagaimana kompleknya permasalahan yang dimilikinya tentu semuanya akan berpengaruh kepada kemandirian anak tunarungu.
Suatu usaha bimbingan bagi orang tua untuk mengetahui cara pendeteksian secara lebih dini tentang keadaan anaknya sehingga dapat diketahui adanya kelainan yang dimiliki oleh anak.
Suatu yang tidak kalah pentingnya bagi orang tua yaitu perlu memahami dan berkemampuan untuk melakukan intervensi yang lebih dini. Intervensi secara dini sangat membantu sekali sehingga kelainan anak tidak dibiarkan berlarut-larut tanpa adanya suatu usaha untuk mengatasi kearah pengoptimalan kemandiriannya dikemudian hari. Sehingga mereka tidak hanya tergantung pada belas kasihan orang lain, dan mampu hidup layak seperti anak pada umumnya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana karakteristik anak tunarungu tersebut ?
2.      Hambatan atau kekurangan apa yang ada pada anak tunarungu tersebut ?
3.      Kelebihan apa yang anak dimiliki anak tersebut ?
4.      Mengapa anak dengan hambatan mendengar sering terkait dengan hambatan bicaranya ?
5.      Bagaiman proses pembelajaran pada anak tunarungu ?
6.      Perkembangan dalam pembelajaran apa saja yang ada pada anak saat disekolah?
7.      Apa peran orangtua dan lingkungan mendukung potensi yang ada pada anak ?
8.      Bagaimana cara anak bersosialisasi dan berkomunikasi dengan lingkungannya ?

C.    Batasan Masalah
Batasan masalah pada observasi kali ini yaitu pelaksanaan observasi ditujukan kepada salah satu sampel yang merupakan anak dengan hambatan mendengar dan bicara (tunarungu), dengan data raport yang menunjukkan perkembangan anak dalam belajar terutama dalam bina diri (kemandirian). Hasil pengamatan menunjukkan bagaimana karakteristik anak, data diri dan proses belajar disekolah.

D.    Tujuan dan Manfaat
1.      Tujuan dari observasi :
-          Untuk dapat mempelajari dan memberikan laporan dari hasil pengamatan secara langsung anak tunarungu.
-          Untuk memahami langsung bagaimana anak-anak berkebutuhan khusus teutama anak tunarugu di masyarakat.
-          Untuk mengerti karakteristik umum dari anak tunarungu.
-          Untuk mengetahui karakteristik khusus dari anak-anak tunarungu.

2.      Manfaat dari observasi :
-          Dari tugas observasi dapat memberikan pengalaman baik secara langsung ke sekolah untuk mengamati karakter anak tunarugu secara real.
-          Dapat mengklasifikasikan anak-anak tunarungu dari hasil pengamatan.
-          Dapat membedakan karakteristik antara anak tunarungu dan anak pada umumnya.
-          Dapat memahami pembelajaran yang ada di sekolah untuk anak tunarungu.
-          Dapat bersosialisasi dengan anak berkebutuhan khusus di sekolah.
-          Mendapatkan pengalaman yang luar biasa dari guru-guru dan anak-anak yang ada di sekolah.
-          Dengan membaca, memahami dan menelaah laporan observasi ini secara seksama, sedikit-banyaknya mahasiswa akan terbantu untuk mempersipakan diri mereka menjadi tenaga pendidik yang handal dan profesional tidak hanya dalam teori saja tetapi juga dalam prakteknya.
















BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Pengertian Tunarungu
Istilah tunarungu digunakan untuk individu yang mengalami gangguan pendengaran yang mencakup tidak dapat mendengar sama sekali dan masih ada sisa pendengaran.individu yang tidak dapat mendengar sama sekali adalah individu yang mengalami kehilangan pendengaran (lebih dari 70 dB) yang mengakibatkan kesulitan dalam memproses informasi bahasa melalui pendengarannya sehingga ia tidak dapat memahami pembicaraan orang lain baik dengan memakai maupun tidak memakai alat bantu dengar.
Individu yang kurang dengar atau yang masih ada sisa pendengarannya adalah individu yang mengalami kehilangan pendengaran (sekitar 27 sampai 69 dB) yang biasanya dengan menggunakan alat bantu dengar, sisa pendengarannya memungkinkan untuk memproses informasi bahasa sehingga ada kemungkinan dapat memahami pembicaraan orang lain.
Hearing impairment. A generic term indicating a hearing disability that may range in the severity from mild to profound it includes the subsets of deaf and hard of hearing. A deaf person  in one whose hearing disability linguistic precludes successful proccessing of linguistic information through audition, with or without a hearing aid. A hard of hearing is one with use of hearing aid, has residual hearing sufficient to enable successful proccessing of linguistic information through audition.
         (Daniel F.Hallahan dan James H. Kauffman 1991)
Tunarungu adalah suatu istilah umum yg menunjukkan kesulitan mendengar, yg meliputi seseluruhan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai yang berat, digolongkan ke dalam bagian tuli dan kurang dengar.
Orang tuli adalah seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar sehingga menghambat proses informasi bahasa melalui mendengar, baik memakai atau tidak memakai alat bantu dengar. Sedangkan seseorang yg kurang dengar adl seseorang yg biasanya dengan menggunakan alat bantu mendengar, sisa pendengarannya cukup memungkinkan  keberhasilan proses informasi bahasa melalui pendengaran
         (Daniel F.Hallahan dan James H. Kauffman 1991)
A deaf person is one whose hearing disabled to an extent (usually 70 dB ISO or greater) that precludes the understanding of speech through the ear alone, with or without the use of hearing aid
A hard of hearing person is one whose hearing disabled to an extent (ussually 35 to 69 dB/ISO) that makes difilcult but does not precludes the understanding of speech through the ear alone without or with hearing aid.
(Donald F. Morores (1978)
Orang tuli adalah seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar pada tingkat 70 dB ISO atau lebih sehingga ia tidak dapat mengerti pembicaraan orang melalui pendengarannya sendiri tanpa atau menggunakan alat bantu mendengar. Orang kurang dengar adalah seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar pada tingkat 35 dB sampai 69 dB ISO sehingga ia mengalami kesulitan untuk mengerti pembicaraan orang lain melalui pendengarannya sendiri, tanpa atau dengan alat bantu dengar. (Donald F. Morores (1978)
Anak Tunarungu adalah anak yang mengalami hambatan pendengaran akibat gangguan ataupun kerusakan pada telinga bagian luar, bagian tengah, bagian dalam maupun pada saraf pendengarannya.
a.       Kehilangan pendengaran konduktif
Hilangnya pendengaran disebabkan oleh gangguan pada telinga luar dan telinga bagian tengah sehingga menghambat jalannya suara ke telinga bagian dalam.
b.      Kehilangan pendengaran sensori-neural.
Disebabkan karena kerusakan pada telinga bagian dalam.
c.       Kehilangan pendengaran campuran
Disebabkan karena kerusakan pada telinga bagian tengah dan dalam.
d.      Kehilangan pendengaran sentral dan perceptual
Disebabkan oleh kerusakan pada syaraf pendengaran dan otak.

Anak Tunarungu (ATR) adalahKeadaan kehilangan pendengaran meliputi seluruh gradasi/tingkatan baik ringan, sedang, berat dan sangat berat, yang akan mengakibatkan pada gangguan komunikasi dan bahasa. Keadaan ini walaupun telah diberikan alat bantu mendengar tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.


B.     Karakteristik Anak Tunarungu
1.      Karakteristik dalam segi Inteligensi
Inteligensi ATR sama seperti anak normal, ada yang tinggi, rata-rata dan rendah. Pada umumnya ATR memiliki inteligensi normal, akan tetapi karena perkembangan inteligensi dipengaruhi oleh perkembangan bahasa, maka ATR menampakkan inteligensi yang rendah karena kesulitan memahami bahasa. Rendahnya prestasi ATR bukan karena intelektualnya yang rendah tetapi karena inteligensinya tidak mendapat kesempatan berkembang secara maksimal.
2.      Karakteristik dalam segi akademik
Keterbatasan dalam kemampuan berbicara, berbahasa, dan mendengar mengakibatkan anak tunarungu cenderung memiliki prestasi yang rendah dalam mata pelajaran yang bersifat verbal dan cenderung sama dalam mata pelajaran yang bersifat non verbal dengan anak normal seusianya.
3.      Karakteristik dalam segi Bahasa dan Bicara
Perkembangan bahasa dan bicara pada ATR sampai hanya pada masa meraban.Pada masa meniru ATR terbatas pada peniruan yang sifatnya visual, yaitu gerak dan isyarat.Kemampuan berbahasa ATR tidak dapat berkembang bila tidak dilatih dan dididik secara khusus ATR tidak dapat berbicara seperti orang mendengar, baik suara, irama, dan tekanan suara terdengar monoton. Hal ini karena mereka sedikit sekali mendapat umban balik untuk mengontrol suara atau ucapannya sendiri melalui pendengaran.
4.      Karakeristik dalam segi Emosi dan Sosial
Pergaulannya terbatas dengan sesama tunarungu, karena mereka memiliki keterbatasan dalam kemampuan berkomunikasi.Egosentrisme melebihi orang normal, hal ini terjadi karena daerah pengamatan ATR hanya terbatas dariapa yg dilihatnya. Lingkungan sekitar tidak mampu ditangkap dengan pendengarannya. Akibatnya hanya sedikit dunia luar yang mampu dimasukkan anak ke dalam dirinya. Mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas, karena pendengarannya terganggu dan miskin akan bahasa ATR tidak mampu menguasai dan menyatukan situasi. Ketergantungan pada orang lain, karena tunarungu mereka lebih bergantung pada orang-orang yang telah mereka kenal dengan baik.
Perhatian lebih sukar dialihkan, kesempitan berbahasa menyebabkan kesempitan berfikir, alam pikiran ATR terpaku pada hal-hal yang konkrit. Jika perhatiannya tertuju pada sesuatu sukar melepaskannya.
Bersifat polos dan sederhana, ATR hampir tidak menguasai ungkapan dengan baik, sehingga ia akan mengatakan langsung apa yang dimaksudkannya. Lebih mudah marah dan cepat tersinggung, karena ATR sukar mengekpresikan maksudnya kepada orang lain dan sukar menangkap ungkapan orang lain menyebabkan mereka mudah curiga dan cepat tersinggung.
5.      Karakteristik dalam segi fisik dan kesehatan
-          Jalannya kaku dan agak membungkuk
-          Gerak matanya lebih cepat
-          Gerakan tangannya cepat
-          Pernafasannya pendek
-          Dalam aspek kesehatan, pada umumnya sama dengan orang normal lainnya.
6.      Gejala yang nampak pada ATR ringan-sedang di SD
-          Acuh tak acuh, kebingungan atau penurut
-          Menghayal secara berlebihan
-          Prestasinya rendah
-          Sedikit mengalami gangguan bicara
-          Malas
-          Nampak bodoh

C.    Klasifikasi Anak Tunarungu
Klasifikasi ATR secara umum dibagi :
- Orang tuli adalah seseorang yang mengalami kehilangan kemampuan mendengar sehingga menghambat proses informasi bahasa melalui pendengaran baik memakai atau tidak ABM.
- Orang kurang dengar adalah seseorang yang mengalami kehilangan sebagian kemampuan mendengar akan tetapi ia masih mempunyai sisa pendengaran dan pemakakaian ABM memungkinkan keberhasilan serta membantu proses informasi bahasa melalui pendengaran.






Klasifikasi ATR menurut Samuel A. Kirk :
0 dB
Menunjukkan pendengaran normal
0 – 26 dB
Menunjukkan seseorang masih mempunyai pendengaran normal
27 – 40 dB
Mempunyai kesulitan mendengar bunyi-bunyi yang jauh. Membutuhkan tempat dudukyang strategis letaknya dan memerlukan terapi bicara. (TR ringan)
41 – 55 dB
Mengerti bahasa percakapan, tidak dpt mengikuti diskusi, membutuhkan ABM dan terapi bicara. (T.R sedang) 
56 – 70 dB
Hanya bisa mendengar suara dr jarak yg dekat, masih mempunyai sisa pendengaran unt belajar bahasa dan bicara dgn menggunakan ABM dgn cara khusus (T.R agak berat)
71 – 90 dB
Hanya bisa mendengar bunyi yg sangat dekat, kadang-kadang dianggap tuli membutuhkan PLB intensif dan ABM dan laihan bicara secara khusus (T.R berat)
91 dB ke atas
Mungkin sadar akan adanya bunyi atau suara & getaran.banyak bergantung pdpenglihtan drpd pendengaran unt proses menerima informasi. Dianggap tuli (T.R berat sekali)

Ketunarunguan berdasarkan anatomis-fisiologis :
- Tunarungu hantaran (konduksi), ialah ketunarunguan yang disebabkan kerusakan atau tidak berfungsinya alat-alat penghantar getaran suara pada telinga bagian tengah (malleus, incus, stapes, gendang telinga).
- Tunarungu syaraf (sensorial) ialah tunarungu yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya alat-alat pendengaran bagian dalam (syaraf pendengaran).
- Tunarungu campuran, ialah kelainan pendegaran yang disebabkan oleh kerusakan pada penghantar suara dan pada syaraf pendengaran.

D. Penyebab ketunarunguan
·         Infeksi telinga :
Infeksi telinga dan cairan di telinga dapat menghalangi suara dari bergerak dari telinga luar ke telinga bagian dalam, menyebabkan gangguan pendengaran ringan atau sedang. Dokter menyebut ini gangguan pendengaran konduktif.
·         Infeksi selama kehamilan :
Infeksi ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran pada bayinya.  Karena merusak telinga bagian dalam bayi.
Dokter menyebut ini kehilangan pendengaran sensorineural. Beberapa orang menyebutnya "tuli saraf."
Infeksi tersebut adalah :
o   Campak jerman (rubella)
o   Cytomegalovirus (CMV)
o   Toksoplasmosis
o   Sipilis
·         Campak Jerman (Rubella)
Campak Jerman, menyebabkan banyak gangguan pendengaran. Gejala yang nampak pada campak Jerman berupa:
-          Sebuah ruam merah
-          Demam
-          Sakit kepala
-          Hidung meler
-          Mata merah
·         Cytomegalovirus (CMV)
Pada anak-anak dan orang dewasa, CMV menyebabkan:
-          Demam tinggi
-          Sakit tenggorokan
-          Pembengkakan di leher
-          Kebanyakan orang yang mendapatkan CMV antara 15 dan 17 tahun. Tapi setiap orang bisa tertular.


·         Toksoplasmosis
Infeksi yang ditemukan di seluruh dunia pada orang, kucing, burung, dan hewan lainnya. Hampir semua orang dengan toksoplasmosis tidak memiliki gejala sama sekali.
Bagaimana bisa terinfeksi toksoplasmosis:
-          Menyentuh kotoran kucing atau kotoran
-          Makan daging mentah atau kurang matang (terutama daging kambing, daging babi dan sapi)
D.    Faktor Yang Menyebabkan Anak Menjadi Tunarungu
1.      Faktor dalam diri anak
-          Faktor keturunan dari salah satu atau kedua orang tua yang mengalami ketunarunguan (30-60%).
-          Ibu yang mengandung menderita campak jerman (rubella) pada masa kandungan tiga bulan pertama.
-          Ibu yang mengandung menderita keracunan darah (toxamia) yang menyebabkan kerusakan placenta. Jika menyerang alat pendengaran maka bayi bisa lahir tunarungu.
2.      Faktor luar diri anak
-          Anak mengalami infeksi pada saat kelahiran. Misalnya: terkena Herpes Implex, jika infeksi menyerang alat kelamin ibu dapat menular saat anak dilahirkan.
-          Meningitis (radang selaput otak)
-          Otitis Media (radang telinga bagian tengah). Akibat radang menimbulkan nanah yang mengganggu hantaran bunyi sampai ke syaraf pendengaran
-          Penyakit atau kecelakaan, yang mengakibatkan kerusakan alat-alat pendengaran bagian tengah dan dalam.
E.     Fasilitas Alat Bantu Dengar
Alat Bantu Mendengar (ABM) adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi memperkeras bunyi, oleh karena itu anak tunarungu yang memakai ABM akan dapat menangkap bunyi-bunyi yang ada disekelilingnya sesuai dengan derajat sisa pendengarannya.


·      Keuntungan ABM
-          Anak dapat mendeteksi bunyi sehingga menjadi peka terhadap bunyi, menyadarkan ada dan tidak adanya bunyi, keterarahan suara diperbaiki sehingga anak mempunyai kontak dengan dunia sekelilingnya.
-          Anak dapat membedakan bunyi-bunyi tertentu dan akhirnya mengenal bunyi tertentu.
·      Kelemahan dari ABM
-          Jangan berharap anak secara otomatis mendengar seperti orang normal. Dengan ABM selamanya anak akan menangkap bunyi secara samar-samar saja, hanya garis besarnya.
-          Atau seperti seseorang yang baru membeli kacamata, saat itu juga langsung dapat melihat dengan amat jelas
-          Dengan ABM yang terbaik dan latihan yang terbaik sekalipun anak tidak akan dapat menangkap atau memahami pembicaraan orang, bila hanya mengandalkan sisa pendengarannya
·      Bagian-bagian pokok dari ABM
-          Micropone fungsinya menangkap bunyi dari luar dan mengubahnya menjadi tenaga elektronik.
-          Sumber tenaga dari baterai memberikan tenaga atau power pada ABM
-          Amplifier fungsinya memperkeras atau memperkuat bunyi.
-          Tombol volume atau pengatur volume fungsinya mengatur kekerasan bunyi.
-          Reciver/telepon fungsinya mengubah tenaga elektronik  menjadi bunyi yang sudah diperkeras.
·      Ciri-ciri dan cara kerja ABM
-          Tombol hidup mati, yaitu untuk menghemat pemakaian baterai. Tombol hidup/mati ditandai dgn huruf O (off). Tombol ini sering disatukan dengan tombol M (micropone) dan TM untuk menggunakan telepon dan micropone.
-          Tombol volume , untuk mengatur kebutuhan pengerasan suara ( 0 s.d 10).
-          Tombol nada, untuk mengatur kebutuhan perkerasan nada dengan frekuensi tinggi ditandai dengan H (high) dan suara normal (N).


·      Penggolongan ABM
1.      ABM perseorangan
Menurut jenisnya :
-          ABM Standard, dengan MPO ± 110 dB
-          ABM Medium Power, dengan MPO ± 120 dB
-          ABM High Power, dengan MPO ± 130 dB
-          ABM Super Power, dengan MPO ± 140 dB
-          MPO = Maximum Power  Output
Menurut Modelnya :
-          ABM kantong/saku/kotak/body-worn hearing aid/pocket hearing aid
-          ABM belakang telinga/ear level hearing aid/behind the ear (BTE) hearing aid
-          Power Cros, anak memakai 2 ABM (kiri dan kanan)
-          ABM kacamata
-          In the ear hearing aid = ABM dlm telinga
-          Cochlea Implan
Menurut Jenis telinga :
-          ABM Monoaural, yaitu satu ABM untuk satu telinga
-          ABM Binaural, yaitu dua ABM untuk dua telinga
-          ABM Semi Binaural/Pseudo Binaural, yaitu satu ABM untuk dua telinga, disarankan untuk memakai ABM Binaural jika perbedaan kehilangan pendengaran antara telinga kiri dan kanan lebih dari 5 dB.
2.      ABM sekolah :
Untuk perorangan, yaitu speech-trainer atau speech-master/speech-amplifier, digunakan untuk latihan wicara.
Untuk kelas/kelompok/group hearing aid, dibedakan:
1.      ABM kelompok dengan sambungan
a.       ABM kelompok pasif, yaitu amplifier dipusatkan pada guru sedangkan pada anak hanya mibavo (mikrofon balance volume).
b.      ABM kelompok aktif, amplifier disandang tiap-tiap anak.
2.      ABM kelompok tanpa sambungan
a.       Sistem looping (medan magnet) dgn ABM individual.
b.      Sistem FM (frequensi modulasi).

BAB III
LAPORAN HASIL OBSERVASI

A.    Identitas Anak
Nama                                       : Raihana
Jenis kelamin                           : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir             : Martapura 27 Oktober 2003
Usia                                         : 9,5 tahun
Kelas                                       : D2B
Jenis Hambatan                       : Tunarungu
Agama                                     : Islam
Anak ke                                   : 3 dari 3 bersaudara
Status dalam keluarga             : Anak Kandung
Ayah/ no telpon                      : M. Arsyad/ 087816010969
Alamat                                                : Antasan Senor Rt 2 Rw 1
Pekerjaan Orang Tua               : Swasta

Foto-0006.jpgFoto-0007.jpg


B.     Karakteristik Anak
1.      Ciri fisik:
a.       Berkulit kuning langsat
b.      Tinggi kira-kira 98 cm
c.       Berat badan kira-kira 25 kg
d.      Penampilan hampir sama dengan anak pada umumnya
2.      Mendengarkan dan memahami pembicaraan saat berkomunikasi:
a.       Awal pertama bertemu anak (Raihana) dia lebih acuh terhadap suara.
b.      Apabila diajak bicara tidak terlalu merespon.
c.       Secara umum anak terlihat seperti anak pada umumnya, tetapi apabila berkomunikasi dalam bahasa verbal maka menunjukkan karakteristik dari anak dengan hambatan wicara.
d.      Anak terlihat cenderung menggunakan tangan, jari-jarinya (finger spelling) dan gerak tubuh nya untuk berkomunikasi (bahasa isyarat).
e.       Berkomunikasi dengan teman-temannya di dalam kelas.
f.       Memahami apa yang diperintahkan oleh guru walaupun terkadang lambat dalam merespon.
3.      Pembentukan dalam vokal dan suara:
a.       Waktu anak diam, ekspresi muka terlihat monoton.
b.      Saat anak berkomunikasi ekspresinya tidak terlalu monoton, karena anak masih mempunyai sisa pendengaran.
c.       Vokalnya tidak terlalu jelas dan anak sering kurang memahami arti kata dalam bahasa.
d.      Sedikit tertawa dengan orang yang baru ditemuinya, tapi dengan temannya dapat bercanda.
e.       Suaranya sering memekik untuk minta sesuatu atau apabila tidak dihiraukan.
4.      Pemahaman, perhatian visual dan motoriknya
a.       Visualnya baik, tapi pandangannya terlihat kosong dalam menatap orang bicara.
b.      Pemahamannya masih kurang karena miskin dalam pembendaharaan kata.
c.       Dalam motorikya anak suka bermain.
d.      Dalam menulis sudah dapat memegang pensil dengan benar dan tulisannya pun bisa dipahami.
e.       Senang dipuji dan diperhatikan.
f.       Suka mencari perhatian orang yang baru dikenalnya.
g.      Sudah bisa mandiri, ke sekolah tidak ditemani oleh orangtua nya.

C.    Klasifikasi Anak
·         Dari hasil data dari guru wali kelasnya Raihana termasuk anak dengan hambatan pendengaran yang ringan karena masih bisa mendengar suara atau bunyi nyaring dengan arah yang dekat.
·         Guru tidak bisa memastikan berapa dB kehilangan pendengaran anak karena keterbatasan alat tes di sekolah.
·         Menurut guru pengajarnya, raihana termasuk anak yang memiliki IQ rata-rata.

D.    Perkembangan Anak Dalam Belajar
Untuk mengetahui bagaimana pekembangan anak dalam belajar maka saya meminta data dari hasil raport anak kepada guru wali kelasnya.

Nama Peserta Didik    : Raihana
Kelas                           : 1B
Semester                      : 1 (satu)
A
Mata Pelajaran
NIilai Semester 1

Pendidikan Agama
-

Pendidikan Kewarganegaraan
50

Bahasa Indonesia
60

Matematika
60

Ilmu Pengetahuan Alam
50

Ilmu Pengetahuan Sosial
50
B
Program Khusus
Bina Diri

60




DESKRIPSI NILAI
Pendidikan Kewarganegaraan :
Siswa kurang mampu memberikan contoh hidup rukun melalui kegiatan di rumah.
Kurang mampu menerapkan hidup rukun di rumah.
Kurang mampu menjelaskan pentingnya dan melaksanakn tata tertib di rumah.

Bahasa Indonesia :
Siswa mampu menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita dengan dibimbing guru.
Mampu menebalkan berbagai bentuk gambar lingkaran dan bentuk huruf dengan bimbingan guru.

Matematika :
Siswa kurang mampu mengenal panjang suatu benda melalui kalimat sehari-hari (panjang dan pendek) dan membandingkannya.
Kurang mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan panjang.

Ilmu Pengetahuan Alam:
Siswa mampu membedakan lingkungan sehat dengan linkungan tidak sehat dengan bantuan guru.
Siswa mampu mengenal cara menjaga lingkungan agar tetap sehat.
Kurang mampu menceritakan perlunnya merwat tanaman dan hewan peliharaan dan lingkungan sekitar.

Ilmu Pengetahuan Sosial :
Siswa mampu menceritakan pengalaman diri dengan bimbngan orangtua.
Kurang mampu menceritakan kasih sayang antar anggota keluarga.
Program Khusus : Bina Diri
Siswa mampu manganing baju sendiri dan memakai sepatu sendiri.
Mampu menggosok gigi sendiri.

PENGEMBANGAN DIRI
1.      Penilaian Kepribadian
NO
JENIS KEGIATAN
NILAI
KOMPETENSI
1
Sosialisasi
B
Mampu menjalin hubungan dengan teman dan guru
2
Kemampuan personal
B
Mampu mengekspresikan diri dengan mengangkat tangan untuk tampil ke depan

2.      Pembiasaan

ASPEK
KETERANGAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK
Kedisiplinan dan tanggung jawab
C
Kebersihan
B
Kerjasama
B
Kesopanan
C
Kemandirian
C
Kerajinan
C
Kejujuran
C
Kepemimpinan
B
Ketaatan
B
Kegiatan sehari-hari
C



Dari hasil raport semester 1 dapat disimpulkan anak masih kurang mampu dalam hal bersosialisasi dan komunikasi dengan guru dan teman di sekolah.
Catatan untuk orangtua/wali anak perlu bimbingan lagi di rumah dalam belajar terutama sosialisasi.

Hasil raport anak pada semester 2 :
A
Mata Pelajaran
NIilai Semester 2

Pendidikan Agama
70

Pendidikan Kewarganegaraan
70

Bahasa Indonesia
60

Matematika
60

Ilmu Pengetahuan Alam
70

Ilmu Pengetahuan Sosial
70
Seni budaya dan keterampilan
60
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

70
B
Program Khusus
Bina Diri

70

DESKRIPSI NILAI
Pendidikan Kewarganegaraan :
Anak mampu memberikan contoh tolong-menolong terhadap teman.

Bahasa Indonesia :
Anak mampu mengenal warna sesuai dengan gambar.

Matematika :
Anak mulai mampu mengenal bangun-bangun persegi dan mengenal hitungan.

Ilmu Pengetahuan Alam :
Anak mampu mengenal nama hewan sesuai gambar.

Ilmu Pengetahuan Sosial :
Anak kurang mampu mennunjukkan kasih sayang terhadap orangtua.

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan :
Gerak tubuh baik dalam materi gerak kaki berjalan, berlari dan melompat serta semangat dalam mengikuti pelajaran bagus.

PENGEMBANGAN DIRI
1.      Peniilaian Kepribadian
NO
 JENIS     KEGIATAN
NILAI
KOMPETENSI
1
Sosialisasi
60
Mampu menjalin hubungan dengan teman dan guru
2
Kemampuan personal
60
Mampu mengekspresikan diri dengan mengangkat tangan untuk tampil kedepan
2.      Pembiasaan

         ASPEK
KETERANGAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK
Kedisiplinan dan tanggung jawab
B
Kebersihan
B
Kerjasama
B
Kesopanan
B
Kemandirian
B
Kerajinan
C
Kejujuran
B
Kepemimpinan
B
Ketaatan
C
Kegiatan sehari-hari
B
Dari hasil raport kelas 1 pada semester 2 anak sudah menunjukkan perkembangan, terutama pada kemampuannya.

Nama Peserta Didik                : Raihana
Kelas                                       : D2B
Semester                                  : 1 (satu)
Tahun Pelajaran                       : 2012/2013
A
Mata Pelajaran
NIilai Semester 1

Pendidikan Agama
70

Pendidikan Kewarganegaraan
60

Bahasa Indonesia
70

Matematika
70

Ilmu Pengetahuan Alam
70




Ilmu Pengetahuan Sosial
60
Seni budaya dan keterampilan
70
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

70
B
Muatan lokal


BTA
70
C
Program Khusus
BKPBI (Bina Komunikasi Perspsi Bunyi dan Irama)

70
DESKRIPSI NILAI
Pendidikan Agama :
Mampu mengucapkan bismillah dan Alhamdulillah

Pendidikan kewarganegaraan ;
Mampu hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong di sekolah.
Mampu bersikap mencintai lingkungan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan.


Bahasa Indonesia :
Mampu menyimak kata dari kalimat sederhana.

Matematika :
Mampu membandingkan bilangan sampai ratusan.
Mampu mengurutkan bilangan.
Melakukan penjumlahan dan pengurangan.

Ilmu Pengetahuan Alam :
Mampu mengenal bagian-bagian utama hewan dan tumbuhan.
Mampu mengenal jenis-jenis hewan di sekitar.
Mampu mengenal tumbuhan di sekitar.

Ilmu Pengetahuan Sosial :
Mampu mengnali anggota keluarga.

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan :
Mampu mempraktekan gerak dasar jalan, lari, lompat.
Mampu mempraktekan satu jenis bentuk latihan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan dan tungkai.
Mempraktekan senam ketangkasan dengan menggunakan alat sederhana.

Muatan lokal :
BTA : mampu menulis huruf arab dan membaca alif, ba, ta

Program Khusus BKPBI :
Mampu mengucapkan huruf vocal A I U E O
Huruf  konsonan B P L M




PENGEMBANGAN DIRI
1.      Penilaian Kepribadian
NO
 JENIS     KEGIATAN
NILAI
KOMPETENSI
1
Sosialisasi
B

2
Kemampuan personal


2.      Ekstrakurikuler
NO
 JENIS     KEGIATAN
NILAI
KOMPETENSI
1
Menari
B

2



3.      Pembiasaan

         ASPEK
KETERANGAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK
Kedisiplinan dan tanggung jawab
B
Kebersihan
B
Kerjasama
B
Kesopanan
B
Kemandirian
B
Kerajinan
B
Kejujuran
B
Kepemimpinan
-
Ketaatan
B
Kegiatan sehari-hari
B
Dari hasil raport anak di kelas 2 semester 1, anak mulai kelihatan berkembang pesat. Nilai-niilai sudah menunjukkan kemampuan anak dalam menerima peajaran di sekolah.




BAB IV
PENUTUP
A.    Simpulan
·               Pada tanggal 27 Maret 2013 saya dan 3 orang teman mulai observasi di SDLBN Martapura dengan sampel anak dengan hambatan pendengaran (tunarungu), dan dilanjutkan pada tanggal 5 April 2013.
·               Saya mengamati anak yang bernama Raihana kelas D2B, dari data guru dia tergolong anak tunarungu ringan karena ia masih mampu mendengar guru atau orang lain dengan suara yang nyaring dan kesulitan mendengar suara-suara dari jarak jauh. Didalam kelas Raihana di tempatkan dengan posisi duduk paling depan.
·               Saat saya berusaha sedikit berkomunikasi dengannya, dia mampu sedikit memahami beberapa kosa kata yang saya ucapkan walaupun ada beberapa kata yang dia tidak mengerti.
·               Secara verbal cara bicaranya tidak begitu jelas tetapi masih bisa saling berkomunikasi dengan guru dan teman-temannya.
·               Dalam perkembangan belajarnya di sekolah Raihana mampu menerima dan memahami beberapa mata pelajaran. Raihana di antar jemput oleh keluarganya tapi tidak ditunggu oleh orangtua nya. Oleh karena itu saat saya ingin wawancara dengan orangtua nya tidak bisa jadi saya tidak mengetahui bagaimana perkembangan pembelajarannya dirrumah.
·               Data dari hasil raport kelas 1 sampai kelas 2, Raihana menunjukkan perkembangan pembelajaran yang cukup baik, ia mempunyai keterampilan menari di sekolah.
·               Pada anak tunarungu yang saya observasi di SDLBN Sei Paring Matapura  dalam perkembangan bahasanya akan menimbulkan hambatan, diantaranya :
1.      Miskin kosakata bahasa
2.      Kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang yang disekitarnya.

B.     Saran
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua/guru untuk membantu anak yang mengalami hambatan ini, diantaranya:
-          Orangtua harus sadar bahwa anaknya yang tunarungu bukan kesalahan mereka
-          Orangtua sebaiknya mengembangkan sikap menerima tentaang anaknya yang tunarungu
-          Anaknya yang tunarungu harus dipandang sebagai pribadi yang harus dikembangkan
-          Mengajak anggota keluarga yang lain ikut membantu mengembangkan kemampuan ATR
-          Orangtua tidak mengembangkan sikap pilih kasih
-          Orangtua harus konsisten dalam melatih ATR dan jangan memanjakan
Ketrampilan yang harus dimiliki ortu ATR :
-          Pengetahuan tentang jenis dan tingkat ketunarunguan
-          Pengetahuan tentang karakteristik ATR
-          Pengetahuan tentang cara mendidik ATR
-          Pengetahuan tentang cara berkomunikasi dengan ATR
Saran untuk melatih dan mendidik ATR :
-          Orang tua dalam mendidik ATR harus bersikap sama dengan anaknya yang mendengar
-          Libatkan ATR dalam kegiatan keluarga
-          Jangan memanjakan ATR secara berlebihan
-          Berilah kesempatan ATR bermain seluas mungkin
-          ATR harus diberi contoh perilaku yg baik
-          Sediakan waktu khusus untuk bersama dgn ATR
-          ATR harus dilatih untuk membantu orangtua mengerjakan pekerjaan di rumah
-          Pupuklah rasa cinta akan keindahan alam
-          Rangsang perkembangan bahasa anak setiap ada kesempatan
-          Memahami keadaan anak, orang-orang disekitarnya bisa memahami masing-masing karakter anak tunarugu dengan sisa pendengaran mereka yang berbeda-beda.
-          Sekolah masih terbatas dalam alat tes pendengaran untuk sisa, diharapkan adanya fasilitas yang mmendukung daya kreatif anak dalam perkembangan belajarnya.
-          Membangun rasa percaya diri anak. Berikan pujian wajar pada setiap usaha yang dilakukan anak. Jangan sekali-kali menyepelekan atau melecehkan karena hal itu akan membuatnya merasa rendah diri dan frustrasi.
-          Fasilitas umum, seperti: papan tulis, buku, penggaris, pensil, sarana bermain dan olah raga.
-          Fasilitas khusus, seperti: audiometer, hearing aids, telephone-typewriter, mikro komputer, audiovisual, tape recorder, spatel, cermin dan gambar-gambar.
Pembaca
Semoga dengan adanya laporan hasil observasi  ini dapat bermanfaat dan  menambah pengetahuan pembaca tentang karakteristik anak dengan hambatan pendengaran (tunarungu).
Untuk seluruh mahasiswa
a.       Diharapkan dengan adanya laporan hasil observasi ini mahasiswa dapat mengetahui karakteristik apa yang ada pada anak tunarungu.
b.      Diharapkan pembaca dapat memanfaatkan hasil laporan ini dengan sebaik-baiknya dan memberikan dampak positif dalam pemahaman tentang anak tunarungu.













DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Metode Pengajaran Bahasa Bagi Anak Tunarungu. Diakses dari http://psibkusd.wordpress.com/about.
Dirham. 2011. Rangkuman Bahasa dan Ketunarunguan. Diakses dari http://dirham-andipurnama.blogspot.com.html.
Anonim. 2012. Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa Bagi Anak Tunarungu. Diakses dari http://erlovely.blogspot.com.html
Jurnalingua. 2006. Proses Pemerolehan Bahasa dari Kemampuan Bahasa Hingga Kekurangmampuan Berbahasa. Diakses dari http://www.jurnallingua.com/edisi-2006/4-vol-1-no-1/26.html
Siti. 2010. Karakteristik dan Masalah Perkembangan Anak Tunarungu. Di akses dari http://sitinurisneni.blogspot.com.html
Tarmansyah, (1996), Gangguan Komunikasi, Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti-Proyek Pendidikan Tenaga Guru .








LAMPIRAN
Foto-foto dan video hasil observasi :
page.jpg

page 1.jpg
Foto-0011.jpg



Foto-0012.jpg
Video dikaset kan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

instrumen asesmen ABK (kesulitan membaca)

instrumen identifikasi anak hiperaktif

identifikasi anak tuna daksa (laporan observasi)